Etika Komunikasi
Menggunakan Media Telepon
1.
Pengertian
Telepon Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan telepon?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang dimaksud dengan telepon adalah:
a. Pesawat dengan listrik dan kawat untuk
bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya; pesawat telepon.
b. Percakapan yang disampaikan dengan pesawat
telepon. Drs. Gouzali Sydam, Bc. TT., menerangkan bahwa “Istilah telepon pada
mulanya berarti ‘suara dari jarak jauh’.
Sedangkan
perangkat telepon pada tahun-tahun belakangan ini telah mengalami perubahan
bentuk dan sistem, namun pada prinsip dasarnya sebagai alat pengirim dan
penerima suara dari jarak jauh masih tetap sama seperti sebelumnya. Suatu
sistem telepon berperan sebagai jaringan komunikasi percakapan antara dua buah
pesawat telepon dalam sistem tersebut. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
telepon adalah alat untuk berkomunikasi jarah jauh antara komunikator dengan
komunikan karena tidak dapat bertatap muka atau bertemu secara langsung.
Pesawat telepon ini bertugas mengubah suara orang menjadi sinyal-sinyal (tanda
isyarat) listrik dan pada tempat yang dituju sinyal-sinyal listrik itu diubah
menjadi getaran suara, sehingga dapat terdengar suara asal percakapan.
Berikut ini sikap dalam pelayanan efektif sebagai
seorang penerima telepon yang perlu diperhatikan adalah 7c, yaitu:
a. Caring. Memperhatikan , mendengarkan dan mencatat
masalah konsumen atau penelepon.
b. Commited. Merasa terikat dengan organisasi, tidak
melemparkan permasalahan kepada orang lain dengan alasan bukan tugas atau
urusan atau masalah pribadi.
c. Confident. Penuh keyakinan dalam mengatasi
masalah. Penerima telepon tidak boleh bersikap merendahkan diri sendiri.
d. Considerate. Bersahabat, menolong, dan mengerti
emosi penelepon.
e. Controlled. Tidak terbawa emosi pada saat
penelopon mengungkapkan kekecewaan (marah). Tetap bersikap untuk selalu
membantu dalam mengatasi masalah penelepon.
f. Creative. Mampu menemukan cara-cara yang baik
dalam menerima telepon.
g. Contagious. Bersikap gembira, antusias, sejuk,
damai pada penelepon.
2.
Etika Bertelepon
Etika bertelepon yang harus diperhatikan secara umum, antara lain:
•Mengangkat dengan segera bila telepon
berdering.
• Memperkenalkan diri terlebih dahulu bila menerima
atau menghubungi seseorang melalui
telepon.
•Menggunakan bahasa yang formal, baik, sopan, dan
tepat.
• Berbicara dengan jelas, ramah, dan
menyenangkan.
• Bertanya dengan bijaksana.
• Mencatat pesan atau pembicaraan
• Mengucapkan terima kasih dan salam pada bagian
akhir pembicaraan.
• Meletakkan ganggang telepon dengan pelan.
Etika bertelepon harus diperhatikan secara khusus,
antara lain:
o Sebaiknya menggunakan bahasa yang resmi, terutama
kepada orang yang belum akrab atau belum mengetahui identitas orang yang
berbicara di telepon.
o Tidak berbicara dengan orang lain selagi berbicara
di telepon.
o Berbicara tidak terlalu basa-basi.
o Tidak berbicara kasar apalagi membentak.
o Janganlah berbicara dengan nada memerintah.
o Jangan membiarkan penelepon menunggu terlalu lama,
tanpa penjelasan, hanya terdengar bunyi music.
o Tidak mentransfer berkali-kali apalagi ditransfer
ke alamat yang keliru.
o Nada dan intonasi tidak terkesan malas atau tidak
ramah.
o Sampaikanlah pesan kepada orang yang dituju
penelepon.
1 komentar:
keren bingit :)
¿Deje un comentario? / Etika Bertelepon